Kamis, 05 Desember 2013

UPN “Veteran” Yogyakarta Jalin kerjasama dengan PT Jalatama Artha Berjangka - CSR


Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang perdagangan berjangka  telah digelarkuliah umum dan sekaligus penandatanganan MoU antara Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta dengan Bursa berjangka Jakarta dan PT Jalatama Artha berjangka, di Ruang seminar  Prodi Akutansi  hari Kamis 10 Oktober 2013. Ketiganya sepakat melakukan sosialisasi perdaganga berjangka komoditas.
Dekan Fakultas Ekonomi Drs. Sujatmika, M.Si mengatakan bahwa UPN “veteran” Yogyakarta menjadi Universitas ke tiga di Yogyakarta yang memiliki bursa perdagangan berjangka dan ke dua belas di Indonesia. UPN sebelumnya telah memiliki pojok bursa efek yang digunakan sebagai pembelajaran mahasiswa, tetapi belum punya pojok bursa berjangka.” Tujuannya agar mahasiswa tidak sekadar tahu dan mengenal teori, tetapi benar-benar mengetahui tentang bursa berjangka ini”, ungkap Sujatmika Perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penarikan margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarka kontrak berjangka, kontrak derivative Syariah dan kontrak derivative lainnya.
Komoditi adalah semua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya. Dan setiap derivative dari komoditi yang dapat diperdagangkan dan menjadi subyek kontrak berjangka, kontrak derivative . Komoditi yang ditransaksikan mencakup: komoditi pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, emas, indeks saham, forex dan obyek lainnya yang bisa diperdagangkan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Semua transaksi dapat dikelola sendiri  oleh nasabah melalui system yang disediakan  pialang berjangka.

Sumber : http://wwwtemp2.upnyk.ac.id/index.php?data=detail_berita.php&id=108

Senin, 02 Desember 2013

China Manufacturing Index Beats Estimates as Output Rises



Chinese manufacturing growth beat analyst estimates in November, indicating the nation’s economic recovery is sustaining momentum amid government efforts to rein in credit growth.
The Purchasing Managers’ Index was 51.4, the National Bureau of Statistics and China Federation of Logistics and Purchasing said yesterday. That’s the same reading as October, which was an 18-month high, and exceeded 24 out of 26 estimates in a Bloomberg News survey. A number above 50 signals expansion.
Stability in manufacturing growth in the world’s second-biggest economy may give Premier Li Keqiang more room to implement policy changes laid out after a Communist Party meeting last month. While industrial investment is picking up and retail sales have increased 13 percent so far this year, China faces headwinds that include industrial overcapacity, excessive corporate debt and slower export demand.
“Momentum seems to be quite stable at the moment so policy makers can be quite relaxed,” said Wang Tao, chief China economist at UBS AG in Hong Kong. “If anything, growth in the fourth quarter is not going to weaken as much as many people had expected,” Wang said, with “robust” production momentum and expanding domestic and export orders “pointing to pretty stable growth ahead.”
China’s benchmark Shanghai Composite Index  of stocks rose 3.7 percent in November, the biggest monthly gain since August, on optimism that the reform package outlined by Communist Party leaders on Nov. 15 will bolster the economy and corporate earnings.
(Source: Bloomberg)